Kabarkaya.com, Apa yang dimaksud dengan faham
Islam Liberal itu? Banyak pemikiran orang-orang yang mengaku sebagai
cendikiawan Islam,atau organisasi yang mengatasnamakan Islam yang ingin
menerapkan faham liberalisme kepada ajaran Islam. Untuk membahasnya mari kita
sama-sama memahami sebelumnya apa yang dimaksud dengan Liberalisme itu.
Liberalisme adalah istilah asing yang diambil dari kata "Liberty"
dalam bahasa Inggris dan "Liberte" dalam bahasa Perancis yang
berarti: "Kebebasan" Fahamnya memberikan kebebasan Individu atau
kemerdekaan Individu seperti kebebasan berpendapat,kebebasan berpikir,kebebasan
beragama. Kemudian dilanjutkan faham berdasarkan Rasionalisme atau mendewasakan
akal, sehingga mereka berpendapat bahwa : Kebebasan adalah hak-hak yang dibangun
diatas dasar materi bukan diluar materi atau "Abstrak". Sehingga cara
yang digunakan untuk mengetahuinya dengan mempergunakan akal,panca indera serta
dengan percobaan baru dianggap benar.Sehingga mereka ingin mengatakan bahwa
ajaran Islam dengan Kitab Al-Qur'an sudah tidak relevan dengan perkembangan
zaman sehingga perlu merevisi tafsir-tafsir yang dianggap bertentangan dan
menghambat kemajuan zaman. Seperti dicontohkan oleh mereka tentang riba dalam
ayat Surat Ali-Imran [3:92] "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
memakan riba yang berlipat ganda." Sehingga pemahaman mereka kalau tidak
berlipat ganda misalnya memakan bunga 20% dianggap pemikiran mereka tidak
berlipat ganda sehingga dibolehkan. Padahal di Surat Al-Bagarah jelas telah
diharamkan memakan uang riba bahhkan Allah telah mengancam orang yang makan
riba itu "Nerakalah tempatnya dan mereka kekal didalamnya."
Kemudian mereka yang mengaku Islam Liberal,ketentuan pemakaian jilbab yang
ada di Al-Qur'an mereka mengatakan "tidak benar" karena itu adalah gaya pakaian
budaya arab tidak berlaku bagi umat Islam.Sehingga mereka menafsirkan ayat tersebut bukan Firman Tuhan tetapi merupakan pemikiran Nabi Muhammad pada masa itu yang berlaku kepada bangsa Arab. Dalam Qur'an jelas dikatakan wajib
bagi wanita Islam yaitu menutup kepala bukan menutup muka atau cadar atau
burkha yang ada di Turki.Karena menutup muka atau cadar serta burkha tidak
diharuskan seperti di Arab sebab mereka menutup mukanya adalah bagian budaya
serta untuk menghindar dari alam gurun yang panas.Jadi memahami ayat Qur'an itu
harus menggunakan akal sehat bukan asal bicara tanpa Ilmu,apalagi
berani-beraninya mengatakan ayat-ayat yang ditetapkan Allah itu adalah
"salah" dan dikatakan oleh mereka tidak semua isi Qur'an itu dari
Allah,tetapi pemikiran Nabi Muhammad pada masa itu."Sebab jelas dalam ayat
dikatakan pada ayat yang diwajibkan adalah menutup kepala dan dada, sebab muka
adalah yang dikecualikan karena itu termasuk yang biasa terlihat seperti
telapak tangan.Hal itu disebutkan dalam Surat An-Nur [24:31] " Janganlah
mereka memperagakan perhiasannya, kecuali perhiasan yang sudah biasa kelihatan
saja. Dan hendaklah mereka menutup kerudung kepalanya sampai kedadanya."
Jadi mereka menyamakan Qur'an itu sama dengan
ciptaan Manusia seperti UUD-1945 yang bisa disesuaikan atau dirobah-robah
sesuai dengan hawa nafsu manusia. Mereka yang mengaku Islam dengan faham
Liberal tidak mengerti bahwa Qur'an itu bukan karangan Nabi Muhammad atau
pemikiran manusia yang dituliskan dalam Qur'an. Sehingga semua isi Al-Qur'an
itu adalah mutlak benar dan tidak ada yang tidak sesuai!" Dan petunjuknya
dapat digunakan untuk seluruh manusia baik Islam,Kristen,Jahudi,Budha.Hindu,Atheis.komonisme
dan sebagainya. Apa buktinya dapat digunakan untuk seluruh manusia? Didalam
Qur'an Allah memberikan kebebasan dalam menganut suatu Agama seperti disebutkan
dalam Surat Al-Baqarah [2:256] "Tidak ada paksaan dalam menganut agama,
sebab sudah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah." dan dilanjutkan
lagi Allah mempersilakan untuk memilih dalam Surat Al-Isra' [107] " Kalau
kamu mau beriman silakan,kalau tidak mau juga terserah."Sehingga siapa
yang mengatakan bahwa Islam tidak Liberal?
Jadi Qur'an itu memberi kebebasan
setiap pemeluk agama untuk menganut agamanya sesuai keyakinannya masing-masing
dan Allah tidak pernah membatasinya atau mengekang kebebasan dan menghormati
Hak Azazi Manusia karena semua perbedaan suku,bangsa,agama adalah terjadi atas
kehendak Allah yang semuanya adalah makhluk hasil ciptaan-Nya yang berasal dari
satu diri yaitu " Nabi Adam" Karena dalam ayat lain Allah menegaskan
bahwa : "Kalau Allah berkehendak bisa saja semua manusia hanya terdiri
satu agama dan suku bangsa." Jadi semua perbedaan adalah merupakan
kehendak Allah, dan pasti ada maksud dan tujuan Allah tentang adanya perbedaan
tersebut. Kalau manusia mau memikirkannya, secara sederhana kita bertanya dalam
hati? Kalau tidak ada perbedaan Agama tentu manusia tidak dapat untuk
menentukan jalan yang paling benar dan lurus". Dan Allah sendiri telah
memberikan petunjuk dalam Qur'an sebagai pedomannya dan Allah mempersilakan
gunakan akal dan pikiran untuk menentukannya jalan mana yang akan ditempuh
masing-masing.
Jadi memahami Qur'an itu jangan sepotong-sepotong
hanya dengan mengikuti pemikiran-pemikiran secara akal dan pikiran semata,
namun lebih dari itu harus menyadari bahwa akal manusia itu juga punya
keterbatasan walaupun anda sudah Guru besar,Profesor,Doctor semua punya
keterbatasan jadi jangan anda merasa sudah sebagai Cendikiawan muslim ingin
mengutak-atik tafsir sehingga mau malawan Ilmu Allah yang Maha Esa dan Maha
Kuasa yang menciptakan isi Al-Qur'an itu.Sebab Allah telah memberitahu bahwa
isi Qur'an itu ada petunjuk yang jelas/tegas dan perumpamaaan dan ada yang
samar-samar. Yang samar-samar itulah yang sering ingin disalah tafsirkan untuk
mengikuti hawa nafsu dan kepentingan manusia. Seperti contoh hukum waris
ditetapkan bagian seorang ibu hanya 1/8 apabila mempunayi anak. Mungkin ada
yang menganggap tidak adil sebab seorang isteri yang berjuang mengumpulkan
harta dengan suaminya, ternyata setelah suaminya meninggal hanya dapat 1/8 dari
peninggalan suaminya.
Bila dilihat secara akal manusia mungkin hukum waris itu
tidak adil dan kurang tepat,dan hal ini pernah disampaikan oleh ibu kandung
kami menanyakan kenapa demikian? Saya jawab: menurut ibu, mungkin yang adil
adalah bagian ibu 1/2 dari harta itu karena telah berjuang mengumpulakan harta
tersebut dengan Ayah. Tetapi menurut Allah yang adil adalah 1/8 kenapa
demikian? Allah telah mempertimbangkannya sebab kalau ibu dapat 1/2 sedang
anak-anak ada 10 orang sisanya, dan apabila Ibu masih muda dan bisa kawin lagi
dengan suami yang baru tentu yang menikmati keuntungan itu adalah suami yang
baru. Sedangkan anak-anak yang masih butuh biaya akan mengalami kerugian
sehingga itulah yang dipertimbangkan Allah sebelum hukum itu ditetapkannya
berdasarkan ilmu-Nya. Sedangkan apabila ibu sudah tua dan tidak mungkin kawin
lagi berarti kebutuhan hidup juga sudah terbatas sehingga dengan 1/8 itu sudah
lebih dari cukup.
Jadi adil menurut manusia belum tentu adil
menurut pertimbangan Allah. Masih banyak contoh lain seperti kenapa Poligami
diperbolehkan dalam Islam? Mungkin bagi orang yang tidak memahami alasannya,
menganggap ajaran Qur'an itu tidak benar karena tidak menghormati kaum wanita
dan melanggar hak azazi manusia. Secara sederhana mari kita bahas : Sebabnya
adalah karena wanita punya keterbatasan dalam segi sexual, mereka punya
hambatan seperti datang haid tiap bulan berarti istirahat selama 1 minggu,pada
saat akan melahirkan istirahat 3 bulan tidak bisa melayani suaminya. Dan yang
paling berat adalah masa menopause pada umur 50 tahunan seorang wanita sudah
tidak haids lagi,dan drastis keinginan sexual akan menurun sehingga kebutuhan
suami akan terganggu. Sedangkan laki-laki normal selagi dia sehat nafsu sexual
tidak mengenal menopause sampai dia mati, secara otomatis produksi spermanya
tetap produksi dan secara alami akan keluar dan perlu penyalurannya.Sehingga
atas dasar itulah Allah mengijinkan boleh kawin lebih dari satu, manakala
laki-laki itu mengalami hambatan untuk menyalurkan nafsu biologisnya agar tidak
menyalurkannya dengan melakukan zina dengan wanita lain. Jadi jangan menilai
Qur'an itu tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, semua sudah yang terjadi
masa lampau,pencipatan manusia,makhluk telah dijelaskan, keadaan sekarang dan
yang akan datang yang diperlukan semua manusia telah terdapat dan secara rinci
telah dijelaskan semuanya dalam Qur'an.
Kalau ada yang menilai tidak sesuai dengan
kebebasan [liberalisme], kebebasan yang macam Apa? maksudnya apa bebas dengan
homo sexual seperti zaman Nabi Luth? bebas mengumbar aurat serta perzinahan?,
atau bebas melakukan perbuatan keji lainnya seperti, judi,minuman keras? Ajaran
Qur'an itu adalah ajaran yang paling benar dan lengkap sehingga dapat digunakan
petunjuknya untuk seluruh manusia untuk memberi petunjuk jalan yang benar dari
jalan yang salah. Namun Allah tidak pernah memaksanya. Terserah mau
mengikutinya atau tidak seperti disebutkan dalam Surat Yunus [10:99-100] "
Dan kalau Tuhanmu menghendaki,tentu akan berimanlah semua orang dimuka bumi
ini." Apakah kamu hendak memaksa orang supaya beriman semua?" Dan
tidak ada seorang pun akan beriman, kecuali dengan izin Allah" Dia
memandang hina [bodoh] orang-orang yang tidak menggunakan akalnya."
Sehingga bagi yang mempunyai faham Islam Liberal,Islam Fundamental atau apapun
faham anda tidak perlu terlalu berani menyalahkan isi Qur'an yang di ciptakan
Allah, anda harus sadar ilmu yang dimiliki manusia sepintar apapun jangan ingin
menyamai ilmunya Allah. Kalau anda tidak percaya ayat di Qur'an itu karena
merasa enggan untuk mengikutinya sebab tidak sesuai dengan akal sehat pikiran
anda, tidak perlu anda ikuti sebab Allah tidak pernah memaksanya, namun anda
jangan sok pintar menyalahkan Firman-Nya, dan ingin memasukkan pendapat
pemikiran anda dan mengutak atik ayat yang di dalam Qur'an tersebut.Demikian
mudah-mudahan ada manfaatnya kepada kita semua.
Sumber rujukannya?
BalasHapusFaham Islam Liberal itu tidak ada yang pasti dasar rujukannya hanya mereka-mereka yang mengaku Islam dan mendirikan kelompok JIL (jaringan islam liberal) pimpinan Ulil Abdallah jadi yang bisa menjawabnya adalah mereka. Hanya mereka itu selalu membandingkan berdasarkan ilmu mereka dengan Al-Qur.an dengan agama lain dan mereka akhirnya menyimpulkan bahwa semua agama sama.Dan mereka juga mengkritik ayat Al-Qur.an itu tidak semua berisi wahyu sehingga mereka menganggap pemakaian jilbab itu bagi wanita itu bukan perintah Allah tapi adalah budaya arab yang dimasukkan ke Al-Qur.an, dan banyak lagi pemikiran mereka yang telah dipengarui oleh orientalis barat dan mengukur petunjuk Al-qur;an itu berdasarkan kecerdasan semata dalam mepelajari sebuah buku.
BalasHapus